Para peserta marathon Boston terus menyelesaikan lomba larinya menuju garis finish di saat sebuah bom meledak di dekatnya, Senin 15 April 2013. (Foto: Reuters/Dan Lampariello) |
Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy mengutuk apa yang ia sebut "serangan mengerikan" dan menyatakan keyakinannya bahwa pelaku akan diseret ke pengadilan.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyesalkan "kekerasan tak masuk akal" itu. Katanya insiden itu bahkan lebih mengerikan karena terjadi pada acara yang dikenal untuk menyatukan warga dari seluruh dunia dalam semangat sportivitas dan kerukunan.
Kantor Luar Negeri Pakistan mengutuk "serangan teroris" itu dan mengatakan pemerintah dan rakyat Pakistan sangat terkejut dan ikut berduka atas kejadian tersebut.
Pemerintah Australia menyampaikan ucapan ikut berduka cita kepada Amerika Serikat terkait dua ledakan bom di Boston. Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr menyatakan Australia menyampaikan dukungan moral untuk seluruh rakyat dan pemerintah Amerika dalam menanggapi pemboman yang besar kemungkinan merupakan serangan teroris.
Mengingat ledakan-ledakan ini terjadi pada saat berlangsungnya lomba maraton yang menarik perhatian begitu banyak orang, tambah Carr, ini menunjukkan tanda-tanda serangan teroris, meskipun belum ada pengukuhan.
Menurut Bob Carr, terorisme yang berasal dari dalam negeri merupakan kenyataan hidup di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.
Seorang pejabat Gedung Putih yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa insiden itu diperlakukan sebagai tindak terorisme.
VOA
Posting Komentar