April Bakal Deflasi,BPS: Impor Daging Ditambah
Written By Admin Web on Rabu, 17 April 2013 | 02.01
Jakarta - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmita Hadi Wibowo, memperkirakan, bulan April ini berpeluang terjadi deflasi. Alasannya, sejumlah harga bahan pangan yang menjadi komponen daya beli masyarakat selama dua pekan ini sudah mengalami penurunan.
"Saya rasa peluangnya (deflasi) besar, apalagi dengan kebijakan impor daging prime cut yang ditambah, dan harga bawang yang masih ada di kongesti akan dibebaskan. Harapannya, harga sudah turun tajam minggu ini," ujar Sasmita saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu, 17 April 2013.
Adapun berdasarkan hasil pengamatan BPS hingga tadi malam, harga bawang merah sudah turun signifikan. "Bawang merah sudah turun dari harga Rp 51 ribu ke Rp 46 ribu per kilogram, jadi ada kemungkinan minggu depan sudah turun lagi," ujarnya.
Dia memperkirakan,jika bawang merah bisa berada di bawah harga Rp 45 ribu per kilogram, deflasi bawang merah
akan tercapai.
Komoditas lainnya, seperti bawang putih, juga telah menunjukkan kondisi yang membaik.
Hingga pekan ini, harga bawang putih sudah mendorong deflasi jika dibandingkan harga bawang putih pada bulan Maret. Sedangkan untuk harga daging sapi, Sasmita menyatakan, hingga pekan ini, sumbangannya ke inflasi hanya sekitar 0,5-0,6 persen. "Masih di bawah
1 persen," kata dia.
Lebih jauh, dia menilai, rencana kenaikan bahan bakar minyak subsidi pada Mei
mendatang dinilai tidak berdampak besar terhadap inflasi. Sebab, wacana tentang kenaikan BBM yang sudah sering disampaikan tanpa ada aksi nyata sudah tidak menjadi perhatian masyarakat. "Jadi, ketika ada wacana lagi, masyarakat sudah menganggap biasa saja," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memutuskan menambah impor daging jenis prime cut.
Langkah ini dianggap mampu menekan harga
daging sapi yang masih mencapai Rp 91 ribu
per kilogram agar kembali ke harga Rp 76 ribu
per kilogram.
Keputusan ini muncul setelah pemerintah menemukan peningkatan harga disebabkan oleh lonjakan permintaan seiring peningkatan masyarakat kelas menengah, padahal pasokan terbatas.
Sumber :Tempo
Posting Komentar